Games

Senin, 18 Februari 2013

Resensi Novel


Penantang Maut


Judul : Permainan maut
Penulis : Lexie Xu
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Cetakan kesatu
Tebal Buku : 288 halaman ; 20 cm
Terbit : November 2011

Kita harus selalu berhati-hati dimana pun kita berada. Karena ada bahaya disekitar kita. Banyak orang yang terlihat baik, namun ternyata orang itu tidak sebaik yang kita lihat. Jadi jangan mudah tertipu dengan orang lain. Dan jangan pernah menjadi orang yang pendendam. Karena mempunyai sifat pendendam itu tidak baik.
Secara keseluruhan ceritanya sangat bagus. Alurnya dibuat santai tapi dengan kemunculan fakta-fakta yang bikin tegang. Sudut pandang yang di ambil Lexie Xu ada 3 yaitu dari Tony, Tory, dan Markus. Menarik sekali bisa membaca dari sudut pandang masing-masing tokoh. Karena kita bisa menyelami perasaan masing-masing tokoh.
Bagian terbaik dari buku ini adalah tarik ulur kisah cinta Markus dan Tory. Karakter Tory jugakhas sekali dan benar – benar bisa membuat pembaca jatuh cinta padanya. Khas penulis juga tidak selalu hal – hal horor yang diceritakan, ada konyol, lucu, narsis, gila, sedih, dan tak kalah adalah adegan romantis Markus dan Tory.
Hidup Tony Senjakala saat ini bagaikan sederetan mimpi buruk. Sebuah e-mail dari teman lama Tony tentang kejadian – kejadian misterius dirumahnya terus mengusik pikiran Tony. Tak disangka tiba – tiba muncul seseorang yang tidak ingin dijumpai Tony, namun terus saja menghantui kehidupan Tony. Tony pun akhirnya mengadakan kamp latihan judo dadakan, dan menginap di rumah misterius yang konon menimbulkan nasib buruk bagi para penghuninya.
Celakanya, Markus, sahabat baik Tony, malah menjalin hubungan mesra dan menjijikan dengan si oknum ini, tidak peduli betapa uring – uringannya Tony dibuatnya, tidak peduli mereka berkurang di penginapan menyeramkan, tidak peduli satu demi satu anggota klub judo mulai lenyap. Bersama pasangan yang tidak serasi inilah Tony harus membongkar semua kejadian aneh ini.
Lexie Xu adalah penulis kisah – kisah bergenre misteri dan thriller. Seorang sherlockian, penggemar sutradara J.J Abrams, suka banget serial tv alias, fanatik sama angka 47. Muse alias dewa inspirasinya adalah F4/JVKV. Saat ini Lexie tinggal di Bandung bersama anak laki – lakinya, Alexis Maxwell. Buku ini adalah karya ketiganya di Johan Series.
Dalam hal cover, buku ini tidak semenarik seri – seri sebelumnya. Dengan dilatarbelakangi kebun jeruk dan terdapat 2 laki – laki remaja yang sedang memperhatikan seorang gadis yang memakai baju putih, buku ini tidak terlihat seperti buku – buku misteri lainnya. Selain kurang menariknya cover buku ini yang adalah latar tempat dalam ceritanya, ada di beberapa bagian cerita yang kurang menjelaskan latar tempatnya sehingga yang membaca buku ini akan  bingung. Buku ini juga kurang cocok dibaca anak – anak.
Suasana tegang yang dibangun seringkali dapat membuat para pembacanya menahan nafas ketika membacanya, dan beberapa bagian yang tak terduga menambah poin plus novel ini. Kalau kamu suka dengan cerita thriller yang penuh aksi dan beberapa adegan tak terduga, maka buku ini sangat cocok untukmu! Jadi jangan lupa beli novel ini ya        !

Nama Penulis Resensi : Eka Puspita Kusumaning Ayu

Selasa, 18 September 2012

Let Me Love You

Once upon a time, there was once a guy who was very much in love with this girl. This romantic guy folded 1,000 pieces of papercranes as a gift to his girl. Although, at that time he was just a small executive in his company, his future doesn't seemed too bright, they were very happy together. Until one day, his girl told him she was going to Paris and will never come back. She also told him that she cannot visualise any future for the both of them, so let's go their own ways there and then... heartbroken, the guy agreed.

When he regained his confidence, he worked hard day and night, slogging his body and mind just to make something out of himself. Finally with all these hardwork and with the help of friends, this guy had set up his own company...

"You never fail until you stop trying." he always told himself. "I must make it in life!"
One rainy day, while this guy was driving, he saw an elderly couple sharing an umbrella in the rain walking to some destination. Even with the umbrella, they were still drenched. It didn't take him long to realise those were his ex-girlfriend's parents. With a heart in getting back at them, he drove slowly beside the couple, wanting them to spot him in his luxury sedan. He wanted them to know that he wasn't the same anymore, he had his own company, car, condo, etc. He had made it in life!

Before the guy can realise, the couple was walking towards a cemetary,and he got out of his car and followed them...and he saw his ex-girlfriend, a photograph of her smiling sweetly as ever at him from her tombstone... and he saw his precious papercranes in a bottle placed beside her tomb. Her parents saw him. He walked over and asked them why this had happened. They explained, she did not leave for France at all. She was stricken ill with cancer. In her heart, she had believed that he will make it someday, but she did not want her illness to be his obstacle ... therefore she had chosen to leave him.

She had wanted her parents to put his papercranes beside her, because, if the day comes when fate brings him to her again he can take some of those back with him. The guy just wept ...the worst way to miss someone is to be sitting right beside them but knowing you can't have them and will never see them again.
The End."

A tragic story that perhaps happens only in the movies. At the end of the day, money is money is money but love is divine. In our quest for our material wealth, take time to make time for our loved ones. There will be a time when we have only memories to cling to.
Take this weekend to show our "love" to all that are close to us.


Senin, 10 September 2012

Sebuah cuplikan dari novel Orang Ketiga penulis Yuditha Hardini

Seperti apa rasanya patah hati ?
Pertama, patah hati ibarat mencabut sumbat bak mandi yang sudah susah payah kita isi dari pagi. Hanya dengan satu tarikan saja, plop! semua air yang sudah susah payah ditampung mengalir keluar dalam waktu singkat.
Kedua, patah hati ibarat tanpa sengaja memukul jari tangan sendiri ketika sedang memasang paku di dinding. Terjadinya tiba-tiba dan tanpa terduga, tetapi terasa sakit luar biasa. Bagian yang terkena palu mungkin hanya jempol, tapi nyerinya merambat cepat ke seluruh badan hingga tanpa terasa mata pun menitikkan air mata.
Ketiga, patah hati ibarat jatuh tersungkur tanpa alasan jelas di hadapan sekian banyak orang yang tidak kita kenal. Luka di lutut atai di lengan mungkin bisa sembuh dengan mudah menggunakan obat merah dan plester, tetapi luka di hati karena rasa malu adalah sesuatu yang tidak bisa di sembunyikan, bahkan oleh dokter Amerika yang paling jago sekalipun.
Keempat, patah hati ibarat tenggelam dalam lautan yang luas dan gelap. Dinginnya air menyumbat semua indra tanpa ampun. Tidak ada satu hal pun yang terlihat disana. Sendirian, kesepian, dan menyesakkan.
Dan kelima, patah hati itu ibarat semua keempat perasaan di atas bercampur menjadi satu.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtNXfmNpzlbROaaHsj0uXceYZvQ_f0z_DifBiTm-O6BWlrRXvZhT-0QsGxm9ddtiX0uYZIU7uWVXNUojBW5KzNEaGdTrFKTHvfxFmGAOc1vf-S2lj-mdHKRkpQUYVlGHrel_d3atBv/s1600/orang-ketiga.jpg